"Time out!" demikian seru Kevin pada istrinya, Amy.
"Apa maksudmu ‘time out'?" Tanya Amy dengan nada tinggi
"Kamu ngga ingat," jawab Kevin,"Kita harus katakan ‘time out' jika sesuatu menjadi terlalu panas saat kita berbicara. Dan aku merasa nada pembicaraan kita mulai meninggi dan suasana menjadi panas."
"Tidak bagiku," jawab Amy ketus.
Kisah Kevin dan Amy diatas mungkin banyak dialami oleh banyak pasangan. Seringkali pembicaraan Anda berdua menjadi sangat tidak nyaman, bahkan sudah tergolong emosi hampir meledak. Apa yang dilakukan Kevin itu benar, sebuah pasangan harus memiliki kesepakatan untuk memiliki ‘time out' saat suasana tidak memungkinkan berdiskusi lagi.
Untuk hal ini, Anda berdua sebagai pasangan harus memiliki kesepakatan bersama dan juga strategi khusus yang akan membantu dalam menangani konflik yang terjadi diantara Anda dan pasangan. Beberapa prinsip dibawah ini akan membantu Anda dalam menerapkan prinsip ‘time out' yang sedang dicoba oleh Kevin dan Amy.
Pertama, jangan pernah meneruskan sebuah adu mulut. Tidak ada hubungan, terutama pernikahan, dapat mentoleransi konflik yang terus menerus. Banyak orang mempercayai bahwa pertengkaran dan konflik merupakan bagian dari pernikahan, namun jika hal tersebut terjadi terus menerus berarti hubungan Anda berdua sudah tidak sehat.
Kedua, tetapkan beberapa garis peringatan, seperti ‘time out' tadi. Buatlah kesepakatan dengan pasangan Anda, dan pastikan Anda berdua memiliki pandangan yang sama dalam menetapkan skala ‘time out' tersebut. Time out ini adalah waktu dimana Anda berdua bisa menyendiri dan menenangkan diri, berpikir jernih tentang pokok permasalahan hingga Anda berdua siap untuk berdiskusi kembali.
Ketiga, hormatilah waktu time out ini. Buatlah kesepakatan diantara Anda berdua, bahwa siapapun yang mengatakan time out, Anda akan menghormati dan juga mematuhi kesepakatan, tanpa berusaha menyerang atau mempertahankan diri.
Keempat, siapapun yang mengatakan time out harus memanggil pasangannya untuk time in. Apakah time in? Ini adalah waktu untuk kembali berdiskusi. Disarankan untuk membuat time out tidak lebih dari 24 jam, artinya, coba selesaikan masalah Anda berdua pada hari itu juga. Jangan pernah menabung sebuah konflik, karena jika tidak tumpukan permasalahan akan dapat menimbulkan ledakan yang hebat. Dan resiko terburuknya adalah hancurnya pernikahan Anda.
Pada akhirnya, milikilah sebanyak mungkin persediaan kata ‘maaf' bagi pasangan Anda. Jangan pernah merasa canggung untuk meminta maaf lebih dulu, pastikan dosis cinta Anda padanya memampukan Anda melakukannya setiap saat diperlukan. Dan jika permasalahan sudah tidak dapat diselesaikan dengan cara ini lagi, jangan pernah ragu untuk menghubungi konselor pernikahan.
Sumber : CBN.com/VM